Oleh: Thoriq Tri Prabowo
Pentingnya
pendidikan untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas, yang tentunya
untuk mensejahterakan masyarakat. Sesuai dengan Undang-Undang No. 20 tahun 2003
yang mengamanatkan perihal sistem pendidikan nasional bagi seluruh masyarakat
Indonesia. Undang-Undang tersebut juga menjelaskan bahwa wajb belajar merupakan
tanggung jawab Negara melalui lembaga pendidikan pemerintah, pemerintah daerah,
maupun masyarakat.
Pemerintah
dan pemerintah daerah juga harus menjamin mutu dari pendidikan gratis tersebut.
Namun ketentuan UU yang berpihak kepada kepentingan rakyat itu belum mampu
sepenuhnya direalisasikan. Banyak sekolah yang membebaskan seluruh biaya
pendidikan siswanya, tetapi tidak sedikit pula yang masih memungut sumbangan
dalam berbagai bentuk.
Sebagian
masyarakat menganggap bahwa sekolah murah tetapi bermutu hanyalah sebuah
retorika semata. Mungkinkah retorika itu terjadi?. Ya. Mungkin terjadi, meski
kemungkinan sangat kecil. Dengan pemanfaatan BOS sebagai penopang seluruh biaya
operasional sekolah, seperti pembelian buku pelajaran untuk para siswa. Dengan
pembelian buku pelajaran seperti itu setidaknya tidak membebani siswa untuk mengeluarkan
uang lebih guna membeli buku.
Memotivasi
guru untuk lebih meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap peserta didiknya, hal
itu diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui prestasi yang
didapat, akan mengundang banyak bantuan sarana prasarana pendidikan, seperti
alat peraga pengajaran dari Pemerintah Provinsi, Perpusda, Pemkot, Pemkab,
Dinas Kabupaten dll.
Pendidikan
yang murah atau bahkan gratis yang diidam-idamkan masyarakat itu sebenarnya memiliki
pengertian bahwa, tetap harus ada pihak lain yang membiayai. Uang memang tak
pernah bohong, demikianlah bunyi sebuah wacana yang cukup realistis. Artinya
adalah hal yang sangat mustahil ketika pengorbanan yang minimal, tetapi
menginginkan hasil yang maksimal. Hal itu nampaknya berlaku juga di dunia
pendidikan.
Sudah
menjadi hukum alam bahwa untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan butuh
pengorbanan. Mr. Paul Wolfowitz mengatakan “No
pain, no gain” atau dalam bahasa jawanya “Jer basuki mawa bea” yang berarti untuk mencapai sesuatu hasil,
maka memerlukan modal.
Tidak
salah jika mutu pendidikan yang senantiasa berbanding lurus dan signifikan
dengan biaya pendidikan. Jadi manakala mutu dituntut untuk menjadi berkualitas
akan sangat mustahil terjadi jika tidak diiringi komponen biaya yang merambat
naik juga. Tetapi tidak ada salahnya untuk bersama-sama memikirkan cita-cita
masyarakat, menciptakan pendidikan yang murah dan bermutu bagi kesejahteraan
bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar