Senin, 08 Oktober 2012

Meneladani Ki Hajar Dewantara

Bagi bangsa yang ingin maju dan unggul dalam persaingan global, pendidikan merupakan kunci utamanya. Pendidikan adalah tugas negara yang paling penting dan sangat strategis. Sumberdaya manusia yang berkualitas merupakan prasyarat dasar bagi terbentuknya peradaban yang baik. Sebaliknya sumberdaya manusia yang buruk, akan secara pasti melahirkan masyarakat yang buruk pula. Untuk memperoleh sumberdaya manusia yang baik tidak bisa lahir begitu saja, namun perlu dilakukan pendidikan sejak sedini mungkin. Baik pendidikan formal maupun non formal. Sekolah adalah salah satu tempat untuk memperolehnya. Disinilah peran guru dalam mencetak kaum-kaum intelektual. Guru seyogianya meneladani tokoh pendidikan bangsa Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara.
Tanggal 2 Mei yang merupakan hari kelahiran Ki Hajar Dewantara yang kini diperingati sebagai hari pendidikan nasional. Beliau dikenal sebagai bapak pendidikan nasional karena kontribusinya semasa hidupnya sangat besar terhadap pendidikan di Indonesia. Dengan sebuah ajarannya yang sangat termasyur yaitu tut wuri handayani yang berarti dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan.  ing madya mangun karsa berarti di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide, dan ing ngarsa sung tulada berarti di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan baik.
Semboyan di atas mengajarkan bahwa seorang guru tidak hanya bertugas untuk mengajar saja, tetapi harus bisa mendukung dan mengarahkan muridnya untuk selalu berbuat kebaikan dan kebenaran tidak hanya di dalam kelas, tetapi dimanapun tempatnya. Guru tentunya harus kreatif dan terus berinovasi untuk lebih meningkatkan kemajuan pendidikan bangsa. Dengan ide-ide pengajaran yang bagus tentunya akan menjadikan murid lebih senang belajar dan tentunya akan lebih mudah dalam pemahamannya. Tidak hanya di bidang akademik, seorang guru harus bisa dijadikan teladan para muridnya, bauk di kelas atau di luar kelas seorang guru hendaknya memberi contoh bagaimana bertingkah laku yang baik. Dalam artian seorang guru tidak hanya memiliki kompetensi mengajar yang baik, tetapi juga memiliki etika yang baik juga.
UNESCO dengan komisi Edgar faure telah berhasil meletakan asas pendidikan yang fundamental dan berlaku untuk penyelenggaraan pendidikan, yakni asas pendidikan seumur hidup / Long Life Education. Sebagai dampak timbulnya asas pendidikan ini, maka dikenalkanlah berbagai bentuk penyelenggaraan pendidikan luar sekolah dan yang diarahkan bagi pendidikan murid. Meskipun berbeda konsep dengan pendidikan luar sekolah, namun sedikit banyak tentunya ini berkaitan dengan itu. Bahwa tidak hanya di dalam kelas atau lingkup sekolah saja murid harus belajar, namun juga di luar mereka bisa mendapatkan ilmu. Terlebih di masyarakat teryata tersebar berbagai sumber belajar yang tidak terbilang banyaknya dan sumber belajar demikian dapat bersifat makhluk hidup maupun benda-benda mati,
orang-oang yang ahli, orang-orang yang pintar, orang-orang yang terampil penuh pengalaman merupakan sumber belajar yang bersifat manusiawi. Banyak juga benda yang bisa digunakan untuk menunjang pendidikan murid seperti kepustakaan desa, koran, majalah, kaset, film, dan bengkel kerja yang ada, merupakan sumber belajar yang bisa memperoleh ilham untuk menemukan kebutuhan yang berguna bagi murid.
Namun kenyataan yang ada seorang guru hanya bertanggung jawab atas prestasi akademik murid di kelas saja, tanpa memperhatikan pembelajaran murid di luar kelas. Hal itu terjadi karena kesadaran dan kepedulian yang kurang terhadap pendidikan sang murid.
Seperti yang Ki Hajar Dewantara katakana ing madya mangun karsa yang berarti seorang guru harus mempunyai kratifitas, mempunyai ide atau gagasan yang inovatif untuk memajukan pendidikan di bangsa ini. Tidak hanya kreatif dalam mengajar di kelas melainkan kreatif dalam menggerakkan murid untuk terus belajar di rumah atau dimanapun tempatnya. Dengan memanfaatkan fasilitas yang seadanya pun mereka bisa menjadi cerdas. Jika mental pendidik bangsa seperti Ki Hajar Dewantara yang begitu ulet dalam menyuarakan dan menggerakkan betapa pentingnya pendidikan bagi bangsa, tentunya bangsa ini akan menjadi bangsa yang besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar