Oleh: Thoriq Tri Prabowo
Tugas kuliah merupakan salah satu
komponen yang termasuk dalam kriteria penilaian yang nantinya akan
dikomulatifkan sehingga menjadi nilai utuh. Selain itu tugas juga bisa
dijadikan sebagai tolak ukur sejauh mana mahasiswa memahami materi yang
diberikan dosen di kelas. Jangka pengumpulan tugas pun sangat bervariasi ada
berskala harian, mingguan, bulanan, dan lainnya. Dengan konsekwensi tidak boleh
telat dalam mengumpulkannya. Hal itulah yang dijadikan motivasi oleh para
mahasiswa untuk mengerjakan tugas mereka dengan sebaik dan secepat mungkin. Dimungkinkan
dalam satu waktu ada beberapa tugas yang harus dikumpulkan. Maka kecepatan
dalam mengerjakan tugas sangatlah penting.
Beralaskan dikejar deadline tak jarang
tugas seperti makalah, papper, essai dan lainnya hanya hasil jiplakan dari
internet semata. Informasi yang sangat melimpah di internet secara sekilas
memang sangat memudahkan mahasiswa dalam mengerjakan tugas. Semua bisa diakali
dengan teknologi, teknologi yang dibuat untuk memudahkan seyogianya digunakan
sebagaimana fungsinya agar menjadi manfaat yang benar-benar bermanfaat.
Internet muncul dan memberi perubahan besar pada masyrakat, terutama pada
bidang pendidikan. Mulai dari mencari materi belajar, contoh soal, mengerjakan
tugas dan lain-lain dapat dikerjakan menggunakan internet, hanya dengan
menuliskan dan mencarinya pada search
engine semua bisa ditemukan.
Beralih dari keunggulan internet, informasi yang terdapat di
internet begitu melimpah, dan informasi tersebut tidak kita butuhkan semua,
sehingga dalam penelusurannya diperlukan ketrampilan khusus. Meskipun kemudahan
dalam menjiplak di internet, namun kevalidan informasinya perlu dipertanyakan,
terlebih informasi yang terdapat pada weblog. Tentang siapa orang yang
menulisnya, latar belakang pendidikan penulisnya, seberapa pengaruh penulis
tersebut dalam disiplin keilmuan tersebut, apakah ia merupakan orang yang ahli
di bidang tersebut, dan masih banyak lagi yang harus dipertanyakan untuk
membuktikan kebenaran informasi saat kita hanya menjiplak di internet.
Mutu pendidikan di Indonesia semakin lama semakin buruk, Makalah,
papper, essai. Semua bisa dijiplak menggunakan internet. Lulus cepat dengan
mengantongi gelar sarjana hasil kerja internet. Sungguh disayangkan.
Internet menawarkan fasilitas copy-paste yang dengan mudah bisa
dilakukan siapa saja. Internet yang merupakan hasil dari ICT (Information
and Communication Technology) yang sedemikian pesat, hanya digunakan untuk
komunikasi dan informasi komersial semata, kemudian informasi yang di dalamnya
tidak memperdulikan hak cipta sepertin halnya di perpustakaan. Hal itu
menyebabkan maraknya plagiarisme.
Dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada di perpustakaan dan sekaligus
mendayagunakan perpustakaan, sebenarnya semakin menjauhkan mahasiswa dari
plagiarisme. Bagaimana tidak, dengan internet kita dapat dengan leluasa
menyalin teks dan kemudian dengan sedikit editing kita dapat mengemas
ulang informasi kemudian menuliskannya dan kita akui sebagai intelektual kita,
sungguh ironis memang. Lain halnya dengan perpustakaan, mahasiswa diharuskan
membaca buku-buku ataupun sumber-sumber informasi lainnya kemudian menarasikan
kembali berdasarkan pemahamannya mereka. Dengan demikian, daya analisis dan
daya kritis mahasiswa dapat terlatih dan semakin tajam dalam membidik dan
memberikan solusi atas persoalan yang dihadapi.
Sebagai kaum yang mengatasnamakan dirinya sebagai seorang
mahasiswa/intelektual muda, mahasiswa dituntut untuk aktif dalam setiap
sumbangan pemikiran dan karya-karyanya, baik itu dalam menjalankan kegiatan
akademis perkuliahan maupun dalam memberikan sumbangan pemikiran untuk
memperbaiki nasib bangsa. Dalam hal ini, mahasiswa membutuhkan sumber-sumber
data yang valid yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan mencari bahan rujukan
dan meningkatkan pendalaman atas pemikiran dan ide-idenya, tentulah peran
perpustakaan sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan.
Dengan memiliki literasi informasi, seorang pustakawan dapat membantu
mengurangi plagiarisme karena informasi digunakan secara efektif, efisien,
etis, dan legal. Dengan memiliki literasi informasi juga dapat meningkatkan
profesionalisme SDM.
Ditulis oleh Thoriq Tri Prabowo (Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan dan
Informasi Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar