Senin, 03 Desember 2012

Perpustakaan Perangi Plagiarisme


Tugas kuliah merupakan salah satu komponen yang termasuk dalam kriteria penilaian yang nantinya akan dikomulatifkan sehingga menjadi nilai utuh. Selain itu tugas juga bisa dijadikan sebagai tolak ukur sejauh mana mahasiswa memahami materi yang diberikan dosen di kelas. Jangka pengumpulan tugas pun sangat bervariasi ada berskala harian, mingguan, bulanan, dan lainnya. Dengan konsekwensi tidak boleh telat dalam mengumpulkannya. Hal itulah yang dijadikan motivasi oleh para mahasiswa untuk mengerjakan tugas mereka dengan sebaik dan secepat mungkin. Dimungkinkan dalam satu waktu ada beberapa tugas yang harus dikumpulkan. Maka kecepatan dalam mengerjakan tugas sangatlah penting.
Beralaskan dikejar deadline tak jarang tugas seperti makalah, papper, essai dan lainnya hanya hasil jiplakan dari internet semata. Informasi yang sangat melimpah di internet secara sekilas memang sangat memudahkan mahasiswa dalam mengerjakan tugas. Semua bisa diakali dengan teknologi, teknologi yang dibuat untuk memudahkan seyogianya digunakan sebagaimana fungsinya agar menjadi manfaat yang benar-benar bermanfaat. Internet muncul dan memberi perubahan besar pada masyrakat, terutama pada bidang pendidikan. Mulai dari mencari materi belajar, contoh soal, mengerjakan tugas dan lain-lain dapat dikerjakan menggunakan internet, hanya dengan menuliskan dan mencarinya pada search engine semua bisa ditemukan.
Beralih dari keunggulan internet, informasi yang terdapat di internet begitu melimpah, dan informasi tersebut tidak kita butuhkan semua, sehingga dalam penelusurannya diperlukan ketrampilan khusus. Meskipun kemudahan dalam menjiplak di internet, namun kevalidan informasinya perlu dipertanyakan, terlebih informasi yang terdapat pada weblog. Tentang siapa orang yang menulisnya, latar belakang pendidikan penulisnya, seberapa pengaruh penulis tersebut dalam disiplin keilmuan tersebut, apakah ia merupakan orang yang ahli di bidang tersebut, dan masih banyak lagi yang harus dipertanyakan untuk membuktikan kebenaran informasi saat kita hanya menjiplak di internet.

Mutu pendidikan di Indonesia semakin lama semakin buruk, Makalah, papper, essai. Semua bisa dijiplak menggunakan internet. Lulus cepat dengan mengantongi gelar sarjana hasil kerja internet. Sungguh disayangkan.
Internet menawarkan fasilitas copy-paste yang dengan mudah bisa dilakukan siapa saja. Internet yang merupakan hasil dari ICT (Information and Communication Technology) yang sedemikian pesat, hanya digunakan untuk komunikasi dan informasi komersial semata, kemudian informasi yang di dalamnya tidak memperdulikan hak cipta sepertin halnya di perpustakaan. Hal itu menyebabkan maraknya plagiarisme.
Dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada di perpustakaan dan sekaligus mendayagunakan perpustakaan, sebenarnya semakin menjauhkan mahasiswa dari plagiarisme. Bagaimana tidak, dengan internet kita dapat dengan leluasa menyalin teks dan kemudian dengan sedikit editing kita dapat mengemas ulang informasi kemudian menuliskannya dan kita akui sebagai intelektual kita, sungguh ironis memang. Lain halnya dengan perpustakaan, mahasiswa diharuskan membaca buku-buku ataupun sumber-sumber informasi lainnya kemudian menarasikan kembali berdasarkan pemahamannya mereka. Dengan demikian, daya analisis dan daya kritis mahasiswa dapat terlatih dan semakin tajam dalam membidik dan memberikan solusi atas persoalan yang dihadapi.
Sebagai kaum yang mengatasnamakan dirinya sebagai seorang mahasiswa/intelektual muda, mahasiswa dituntut untuk aktif dalam setiap sumbangan pemikiran dan karya-karyanya, baik itu dalam menjalankan kegiatan akademis perkuliahan maupun dalam memberikan sumbangan pemikiran untuk memperbaiki nasib bangsa. Dalam hal ini, mahasiswa membutuhkan sumber-sumber data yang valid yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan mencari bahan rujukan dan meningkatkan pendalaman atas pemikiran dan ide-idenya, tentulah peran perpustakaan sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan. Dengan memiliki literasi informasi, seorang pustakawan dapat membantu mengurangi plagiarisme karena informasi digunakan secara efektif, efisien, etis, dan legal. Dengan memiliki literasi informasi juga dapat meningkatkan profesionalisme SDM.


Ditulis oleh Thoriq Tri Prabowo (Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar